Kelas/Pok: MPI B/ Hari/Jam:Rabu/08.45-10.25
SEJARAH
PERKEMBANGAN MANAJEMEN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar
Ilmu Manajemen
Disusun Oleh:
1.
M. Hilmi
Aviciena (16490030)
2.
Zaeni
Akmal (16490032)
3.
Isnaini
Nur Fathonah (16490047)
Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam -Semester 2-
Naskah diserahkan tanggal : 8 Maret 2017
Didiskusikan pada tanggal :
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manajemen adalah
cabang dari ilmu social. Semua cabang dari ilmu sosial pasti mengalami
perkembangan. Ini terjadi karena ilmu sosial selalu menikuti perkembangan
zaman. Ada sebuah pendapat bahwa hari ini tidak akan pernah terjaddi tanpa
adanya masa lalu, maka dari itu apa saja yang ada di dunia ini meiliki sejarah
termasuk juga manajemen yang juga memiliki sejarah akan perkembangan manajemen
tersebut.
Manajemen kemudian
berkembang sesuai dengan perkembangan keahlian serta pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh oleh manusia. Akhirnya kita harus mempelajari dan
mengantisipasi perkembangan tersebut salah satunya dengan manajemen, dengan
mengetahui arah perkembangan manajemen tersebut maka kita akan dapat
mempersiapkan diri kita untuk membekali diri kita masing-masing dengan
keterampilan menejerial untuk masa mendatang.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
teori manajemen klasik ?
2.
Bagaimana
teori manajemen ilmiah ?
3.
Bagaimana
teori organisasi klasik ?
4.
Bagaimana
aliran hubungan manusiawi ?
5.
Bagaimana
aliran manajemen modern ?
C.
Manfaat dan Tujuan Penulisan
Tujuan dan manfaat penulisan ini adalah agar para pembaca
dapat memahami bagaimana teori manajemen klasik, teori manajemen ilmiah, teori
organisasi klasik serta bagaimana aliran hubungan manusiawi, aliran manajemen
modern dan aliran-aliran pemikiran manajemen.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori Manajemen Klasik
Sebelum sejarah yang disebut jaman
manajemen ilmiah muncul, telah terjadi revolusi industri pada abad ke-19, yang
menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan suatu pendektan manajemen yang
sistematik.Usaha-usaha pengembangan manajemen kemudian dilakukan oleh para
teoritis. Berfokus pada rasionalitas dan berusaha menjadikan organisasi dan
para pekerja berfungsi seefisien mungkin. Ada dua
tokoh manajemen yang mengawali munculnya manajemen ilmiah, yaitu Robert Owen
dan Charles babbage.
1. Robert Owen (1771-1858) pada
permulaan tahun 1800-an Robert Owen, seorang manajer
beberapa pabrik pemintalan kapas di New Lamark Skotlandia, menekankan
pentingnya unsur manusia dalam produksi. Dia membuat perbaikan-perbaikan dalam
kondisi kerja, seperti pengurangan hari kerja standar, pembatassan anak-anak
dibawah umur yang bekerja. Membangun perumahan yang lebih baik bagi pegawai dan
mengoperasikan toko perusahaan yang menjual barang-barang dengan murah. Dia
mengemukakan bahwa melalui perbaikan kondisi pegawailah yang akan menaikkan
produksi dan keuntungan (laba), dan investasi yang paling menguntungkan adalah
para pegawai.
2. Charles Babbage (1772-1871) seorang profesor matematika dari
inggris ini, mencurahkan banyak waktunya untuk membuat operasi-operasi pabrik
menjadi lebih efisien. Dia percaya bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada
proses kerja akan menaikkan produktivitas dan menurunkan biaya. Babbage adalah
penganjur pertama prinsip pembagian kerja melalui spesialisasi. Setiap tenaga
kerja harus diberi latihan keterampilan yang sesuai dengan setiap operasi
pabrik. Lini perakitan yang modern yang banyak dijumpai sekarang, di mana
setiap pegawai bertanggung jawab atas perkerjaan tertentu yang berhutang,
didasarkan pada gagasan Babbage. Dalam
bukunya yang berjudul The Economu of Manufactur ia menekankan pentingnya
menyelidiki effisiensi para pekerja dan ia menyelidiki jumlah biaya yang pasti
bagi setiap proses dalam produksi suatu barang.
B.
Teori Manajemen Ilmiah
Aliran manajemen ilmiah (scientific management) ditandai
kontribusi-kontribusi dari Federick W. Taylor, dan Lillian Gilbreth, Henry L
Grantt, dan Harrington Emerson.
1.
Federick W. Taylor (1856-1915). Ia adalah
seorang sarjana teknik berasal dari Amerika Serikat dan pimpinan perusahaan
Bathlehem Steel Company. Ia dikenal sebagai bapak Scientific Management
(manajemen berdasarkan ilmu) karena dialah orang pertama-tama yang mengemukakan
idenya tentang manajemen dengan cara serba sistim dan ia meyakinkan orang-orang
untuk pula menggunakan kepada manajemen metode-metode ilmu pengetahuan. menetapkan
dasar-dasar ilmu pengetahuan. Taylor menuangkan
gagasan-gagasannya dalam tiga makalah yaitu shop management, the principle of
scientific management, dan Testimony before the special house committee, yang dirangkum
dalam sebuah buku yang diberi judul scientific management. Taylor telah
memberikan prinsip-prinsip dasar penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen,
dan mengembangkan sejumlah teknik-teknik untuk mencapai efisien.
Prinsip-prinsip tersebut adalah
a.
Pengembangan
metode-metode ilmiah dalam manajemen agar metode yang paling baik untuk
pelaksanaan setiap pekerjaan dapat ditentukan.
b.
Seleksi
ilmiah untuk pegawai, agar setiap pegawai dapat diberikan tanggung jawab atas
sesuatu tugas sesuai dengan kemampuannya
c.
Pendidikan
dan pengembangan ilmiah para pegawai
d.
Kerja
sama yang harmonis antara manajemen dan tenaga kerja
2.
Henry
L Grantt (1861-1919) seperti Taylor, Henry L Grantt mengemukakan
gagasan-gagasan
a.
Kerjasama
saling menguntungkan antara tenaga kerja dan manajemen
b.
Seleksi
ilmiah tenaga kerja
c.
Sistem
intensif (bonus) untuk merangsang produktivitas
d.
Penggunaan
instruksi-instruksi kerja yang terperinci
3.
Harrington
Emerson (1853-1931). Pemborosan dan ketidak efisienan adalah masalah-masalah
yang dilihat emerson sebagai sistem industri. Oleh sebab itu emerson
mengemukakan 12 prinsip-prinsip efisiensi, yaitu
a.
Tujuan-tujuan
dirumuskan dengan jelas
b.
Kegiatan
yang dilakukan masuk akal
c.
Adanya
staf yang cakap
d.
Disiplin
e.
Balas
jasa yang adil
f.
Laporan-laporan
yang terpercaya, segera, akurat dan ajeg, sistem informasi dan akuntansi
g.
Pemberian
perintah perencanaan dan pengurutan kerja
h.
Adanya
standar-standar dan skedul-skedul metode dan waktu setiap kegiatan
i.
Kondisi
yang distandarisasi
j.
Operasi
yang distandarisasi
k.
Instruksi-instruksi
praktis tertulis yang standar
l.
Balas
jasa efisiensi – rencana insentif
C.
Teori Organisasi Klasik
Henri Fayol (1841-1925). Henri Fayol
seorang industriatis perancis, mengemukakan teori dan teknik-teknik
administrasi sebagai pedoman bagi pengelolaan organisasi-organisasi yang
kompleks dalam bukunya. Dalam teori administrasinya Fayol merinci manajemen
menjadi 5 unsur yaitu: Planning, Organizing, Coordinating, Commanding, dan
Controlling. Pembagian kegiatan manajemen atas fungsi-fungsi ini dikenal
sebagai fungsionalisme Fayol.
Fayol juga mengemukakan 14 prinsip
manajemen yang secara ringkas adalah sebagai berikut:
1.
Asas
pembagian kerja (division of work)
Pembagian kerja
ini merupakan spesifikasi yang dipertimbangkan untuk mendapatkan efisiensi
dalam menggunakan tenaga kerja. Fayol menerapkan prinsip ini terhadap semua
macam pekerjaan, baik pekerjaan yang bersifat manajerial maupun yang bersifat
teknis.
2.
Asas
wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility)
Fayol berpendapat
bahwa kewenangan dan tanggung jawab selalu erat berhubungan, tanggung jawab
timbul dan akibat dari adanya kewenangan. Ia melihat kewenangan sebagai
kombinasi resmi dari jawaban manajer dan kerpribadian yang memiliki kecakapan, pengalaman, nilai moral dan faktor-faktor
lainnya.
3.
Asas
disiplin (discipline)
Disiplin adalah
persetujuan untuk tunduk/mengikat secara langsung peraturan-peraturan yang
telah ditentukan. Disiplin diperlukan pembinaan dari atasan yang baik pada
semua tingkat pimpinan
4.
Asas
kesatuan perintah (unity of command)
Setiap pegawai
hanya menerima instruksi tentang kegiatan tertentu dari hanya seorang atasan.
5.
Asas
kesatuan pengarahan
Operasi-Operasi
dalam organisasi yang mempunyai tujuan yang sama harus diarahkan oleh seorang
manajer dengan penggunaan suatu rencana
6.
Asas
kepentingan umum dia tas kepentingan pribadi (subordination of individual
interest into general interest)
Kepentingan
perseorangan harus tunduk pada kepentingan organisasi
7.
Asas
pembagian gaji yang wajar (renumeration of personnel)
Penggajian dan
metode pembayaran harus jujur dan mengusahakan agar dapat memuaskan semaksimal
mungkin baik para pekerja maupun para pimpinan
8.
Asas
sentralisasi (centralization)
Adanya
keseimbangna yang tepat antara sentralisasi dan desentralisasi
9.
Asas
skala interaksi (scalar of chain)
Saluran
perintah atau wewenang yang mengalir dari atas ke bawah harus merupakan mata
rantai vertikal yang jelas, tidak terputus
10.
Asas
keterangan (order)
Bahan-bahan
(material) dan orang-orang harus ada pada tempat dan waktu yang tapat. Terutama
orang-orang hendaknya ditempatkan pada posisi-posisi atau pekerjaan-pekerjaan
yang paling cocok untuk mereka
11.
Equity
(asas keadilan)
Kesetiaan
dan pengabdian pekerja harus diimbangi dengan sikap kebaikan dan keadilan
terhadapnya
12.
Asas
kestabilan jabatan pegawai (stabillity og tenure of personnel)
Bila
akan menimbulkan pengaruh manajemen yang kurang baik, tidak perlu diadakan
pergantian jabatan/personal.
13.
Asas
inisiatif (initiative)
Setiap
pimpinan harus mendorong dan memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
berinisiatif yaitu memberikan kebebasan agar ia secara aktif memikirkan dan
menyelesaikan sendiri tugas-tugasnya
14.
Asas
kesatuan (espirit de corps)
Kesatuan
kelompok haruss dikembangkan dan dibina melalui sistem komunikasi yang baik,
sehingga terwujud kekompakan kerja (team work) dan timbul keinginan untuk
mencapai hasil yang baik.
Mary Paker Follett (1868-1933). Follett bertindak
sebagai jembatan antara teori klasik dan hubungan manusiawai, karena pemikiran
mereka berdasarkan kerangka klasik, tetapi memperkenalkan beberapa usur baru
tentang asspek-aspek hubungan manusiawi, follett adalah ahli pengetahuan sosial
pertama yang menerapkan psikologi pada perusahaan, industri dan pemerintah. Dia
memberikan sumbangan besar dalam bidang manajemen melalui aplikasi praktik
ilmu-ilmu sosial dalam administrasi perusahaan.
Chaster 1 Barnard (1886-1961). Ia seorang
presiden perusahaan Bell Telephone di New Jersey. Dia memandang organisasi
sebagai sistem kegiatan y6ang diarahkan pada tujuan, fungsi-fungsi utama
manajemen menurut pandangan barnard adalah perumusan tujuan dan pengadaan
sumber daya yang di butuhkan untuk mencapai tujuan.
D.
Aliran Hubungan Manusiawi
Aliran hubungan
manusiawi (perilaku manusia atau neoklasik) muncul karena ketidakpuasan bahwa
yang dikemukakan pendektan klasik tidak sepenuhnya menghassilkan efisiensi
produksi dan keharmonisan kerja.
1.
Hugo
Musterberg (1863-1916) sebagai pencetus psikoloi industri, Hugo Munsterberg
sering disebut “bapak psikologi industri”. Dia mengemukakan bahwa untuk
mencapai peningkatan produktibitas dapt dilakukan melalui tiga cara yaitu
penemuan best possible person, penciptaan best possible work dan menggunakan
best possible efject untuk memotivasi pegawai.
2.
Elton
Mayo (1880-1949) dan percobaan-percobaan how thorne. Hubungan manusiawi sering
digunakan sebagai istilah umum untuk menggambarkan cara manajer berinteraksi
dengan bawahannya. Bila manajemen personalia mendorong lebih banyak dan lebih
bik dalam kerja, gubungan manusiawi dalam organisasi adalah baik.
E.
Aliran Manajemen Modern
Masa manajemen modern berkembang
mulai dua jalur yang berbeda. Jalur pertama merupakan pengembangan dari aluran
hubungan manusiawi yang dikenal sebagai perilaku organisasi dan lain dibangun
atas dasar manajemen ilmiah diknal sebagai aliran kuantitatif.
1.
Manajemen
berdasarkan hasil
Konsep
manajemen berdasarkan hasil berkembang cukup pesat awal tahun 1960-an. Konsep
ini menjawab timbulnya berbagai kegagalan manajemen ilmiah dalam menghadapi
perkembangan dunia yang semakin kritis dan peduli terhadap pekerja. Konsep ini
misalnya tidak menginginkan sebuah laporan tahunan dari seorang manajer yang
hanya berisi ikhtisar kegiatan belaka melainkan harus rinci dan jelass.
2.
Manajemen
berdasarkan tanggung jawab sosial
Tuntutan
bahwa manajemen seharusnya tidak hanya menghasilkan produk/jasa dan keuntungan
saja kian hari kian menguat. Masyarakat menginginkan manajemen lebih
bertanggung jawab terhadap penyelesaian berbagai masalah sosial karyawan karena
akan berakibat pada massa depan perusahaan secara langsung maupun tidak langsung.
Para manajer harus memainkan peranan penting dalam perubahan sosial saat ini
dan masa depan.
3.
Manajemen
berdasarkan sasaran
Konsep
ssederhana ini menggambarkan pelaksanaan kerja dan pencapaian hasil yang
dipandu oleh hasil yang ingin dicapai. Manajemen berdasarkan sasaran (MBS)
tersebut memiliki dua jenis kegiatan yaitu
a.
Prestasi
unit yaitu sebuh metode yang dapat digunakan untuk mengarahkan dan menilai
setiap unit kerja ataupun lingkup perusahaan secara keseluruhan
b.
Prestasi
indibidu karyawan yaitu metode yang digunakan untuk memberikan motivasi dan
mengukur prestasi setiap karyawan jadi MBS dapat membantu eksekutif dalam usaha
mengembangkan dan menilai bawahannya
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manajemen sebagai suatu usaha untuk menjalankan fungsi-fungsi
perencanaan, penataan, kepemimpinan dan pengendalian telah dilaksanakan sejak
ribuan tahun silam. Karena pada dasarnya manajemen sendiri merupakan suatu
bentuk komunikasi dalam keseharian, sehingga dapat dikatakan bahwa manajemen
sebagai alat bersosialisasi. Jika dilihat dari sejarahnya, manajemen telah
digunakan pada pembangunan berbagai bangunan bersejarah seperti Piramida di
Mesir serta tembok Raksasa di China. Yang proses dalam pembangunannya
membutuhkan pekerja, material, dan faktor lainnya. Dalam pembangunannya tentu
telah direncanakan terlebih dahulu jumlah pekerja, material serta waktu
pelaksanaannya. Disinilah manajemen mengambil peran dalam pembangunan.
Dalam sejarah manajemen telah terjadi peristiwa penting.
1.
Adam
Smith (1776) , ia menggagas manfaat dari adanya pembagian kerja (division of
labor ) dari masyarakat atau organisasi.
2.
Revolusi
Industri pada akhir abad 18.
DAFTAR PUSTAKA